Home » » Suzuki Satria FI Terlalu Kencang, Yamaha dan Honda Menolak Ikut Balap

Suzuki Satria FI Terlalu Kencang, Yamaha dan Honda Menolak Ikut Balap

Written By ilham fernanda on Thursday, 31 March 2016 | 02:41

Mendapati info di sebuah balapan jalan resmi, atau roadrace kelas bebek di Magetan Jawa Timur, membuat deka nyengir panjang. Balapan kelas underbone standar dibatalkan karena team lain ngeper jika harus membalap dengan team yang menggunakan satria FI.

Kejuaraan terbuka Krating Daeng Power Roadrace 2016 yang memperebutkan Bupati Cup Magetan 2016, salah satunya menyertakan kelas underbone standar. Kelas motor bebek atau ayago kelas standar adalah kelas dimana motor semua default settng pabrikan tanpa adanya rubahan sedikitpun. Gampangnya, beli motor di diler kemudian langsung terjun ke sirkuit balap.
Pendapat deka, kelas standar adalah bukti paling netral, sahih parameter performa sebuah motor. Karena motor tidak perlu ditambahi part apapun untuk mendongkrak performa. Jadi kondisi riil motor sama persis dengan motor yang kita beli dan pakai tiap hari. Bukan motor yang diupgrade memakai pendongkrak performa dimana seringnya harga upgrade jauh melebihi harga motor tersebut.
Penolakan team-team lain terhadap team yang memakai satria FI yaitu Shake Speare 45 Lamongan jelas mengada-ada, dan hanya alasan karena ogah kalah. Seperti diketahu bersama, di roadrace kejurda di pamekasan, team Shake Speare 45 menang mudah ( meninggalkan jauh hampir separo sirkuit ) dengan satra FI.

Mereka yang mogok balap menganggap bahwa team Shake Speare 45 berbuat curang dengan mengganti ukuran sproket. Padahal setelah balap, semua motor dicek ulang, diprotolin oleh panitia, dan tidak terbukti adanya pelanggaran. Semua terbukti original ting-ting default pabrikan. Nah…… udah ngeper, pakai nuduh curang lagi……….
Padahal secara default satria Fi emang disetting oleh suzuki punya performa tinggi, kompresi mesin saja diatas 11, dimana butuh bbm oktan 94….. 92 saja performa tidak akan maksimal, meskipun cukup untuk aktivitas harian. Herannya lagi, penyelenggara juga mengiyakan pemogokan tersebut, dan balapan dianggap tidak ada. Harusnya dalam perlombaan, mundur sebelum balapan juga dianggap kalah. Ibarat  tinju, baru denger namanya saja udah pucat dan mental drop……. kalah sebelum naik ring.

0 comments :

Post a Comment